Back to Childhood Stories


Quite a while after i move to my project.
 
Semakin dalam aku memahami arti hidup, maka semakin dalam pula aku terjatuh. Seringnya aku heran, kebanyakan orang lebih nyaman dengan hidupnya yang begitu-begitu saja, statis.. kayak gak punya ambisi. Di sini aku menyebutnya komunitas PNS (pagi nunggu siang). Malahan beberapa orang yang kutemui di antaranya belum menemui passion dan jalan hidupnya sendiri. Nahasnya lagi, orang-orang tersebut sudah memasuki usia yang tergolong senja. (eh, maap) wkwkwk..

Beberapa bulan ini aku sedang menekuni hobi baru yang sebenarnya sudah lama terkurung di sanubari terdalam, dan alhamdulillah sekarang udah lepas dari kerangkeng dan telah menemukan habitatnya sendiri. Bisa dibilang aku kembali menemukan kembali potongan-potongan hidup yang telah lama menghilang. Salah satu part terindah di masa kecil, di mana aku disibukkan dengan kertas, pensil, crayon... dan berakhir dengan menggambar pemandangan gunung, sawah, jalan setapak lengkap dengan wujud petani yang sebenarnya lebih mirip seperti alien.

Memang, sekarang sudah tak se-manual dulu. Dulu, abis ngegambar di kertas, ngecatnya pake crayon atau spidol. Sekarang ngegambar di kertas, ngecatnya bisa di photoshop. Dulu bikin karakter pake pensil, sekarang bisa pake mouse. Well, semua terasa lebih mudah seiring aku beranjak dewasa. Namun zaman pun mendadak jadi lebih rumit dari sebelumnya. Dunia seakan udah jengah dengan tingkah pola manusia yang sering mengada-ada. Dunia sudah tua. Beliau membutuhkan lebih banyak perhatian dari anak dan cucunya.

woy, kenapa jadi bahas pergolakan dunia?

Eh, sorry... kelepasan, tjuy.

Pada dasarnya, aku memang orang yang maruk banget dengan ilmu. Semua pengin dipelajari. Kadang kalo belum menemukan titik 'bisa' atau masih merasa kurang, hidupku bakalan gak tenang. Tidurku akan selalu dibayang-bayangi dengan mimpi yang aneh. Gelisah. Bahkan tak dapat memejamkan mata hingga pagi (dasar kelelawar). Betah berlama-berlama di depan komputer hanya untuk mendapatkan kesempurnaan di sebuah karya. Perfeksionis sih emang. Pernah sampai gak tidur dua hari karena ngedit satu video. Biasanya dalam keadaan seperti itu, makan dan tidur hanya kuanggap sebuah mitos belaka. 

Selain menulis, sebenarnya mendalami desain grafis bagiku adalah salah satu pelampiasan. Pelarian dari depresi yang berkepanjangan. Self-theraphy. Menurutku pribadi, sibuk bikin artwork dapat menjadi metode pengobatan yang efektif. Terlebih lagi jika ada orang di luar sana yang suka dan mengapresiasi, niscaya itu akan menjadi big power yang akan membuat raga kembali merindukan jiwanya.

Yah, aku harap mudah-mudahan kegiatan positif ini akan berdampak langsung pada fluktuasi bahan pangan yang sekarang sedang melambung tinggi di negara kita. Yang mana agar kehidupan menjadi lebih tentram, rakyat semakin makmur dan pengangguran pun semakin berkurang di tengah polemik bangsa yang tak berkesudahan ini. 

Okelah, sebelum tulisan ini semakin membabi buta, alangkah baiknya kusudahi saja sampai di sini. 

Sampai jumpa.


xoxo.



0 comments:

Post a Comment

kamu boleh komen apa aja. Ngasi masukan, mo protes, silahkan. Asal jangan kelewat horor aje..